Satu Langkah Lagi Jadi Penulis Hebat - Step 002
Postingan blog ini menjelaskan pentingnya "alat" dalam kehidupan manusia pada setiap zaman. Penulis menggunakan analogi "toolbox" atau kotak alat untuk menjelaskan konsep otak sebagai wadah yang menyimpan berbagai alat penting untuk berkarier dan berkarya.
Penulis memperkenalkan kerangka kerja "OTAK" (OTAK Framework) yang merupakan singkatan dari:
- O (Observation): Keterampilan mencari input, inspirasi, dan detail untuk mendapatkan konsep serta pemahaman baru.
- T (Technical Skills): Keahlian yang didapatkan melalui latihan berulang, bukan hanya teori.
- A (Agility): Kemampuan beradaptasi dengan cepat, bangkit dari tekanan, dan menghadapi kesulitan.
- K (Knowledge): Pengetahuan dasar, teori, konsep, dan wawasan fundamental.
Penulis memberikan contoh OTAK Framework dalam berbagai karier seperti penulis fiksi, dokter bedah, pengusaha, programmer, guru, arsitek, dan atlet profesional, untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya.
Untuk mengisi kotak alat atau OTAK Framework, penulis menyarankan:
- Keterampilan (Observation): Menguasai logika berpikir dan filsafat.
- Keahlian (Technical Skills): Melatih diri sesering mungkin sesuai keahlian yang diinginkan.
- Kemampuan (Agility): Mawas diri serta memahami situasi dan kondisi.
- Pengetahuan (Knowledge): Membaca banyak buku sesuai kebutuhan karier atau karya.
Intinya, postingan blog ini menekankan bahwa otak adalah kotak alat yang harus diisi dengan keterampilan, keahlian, kemampuan, dan pengetahuan agar seseorang dapat sukses berkarier, berkarya, dan bertahan hidup.
|
| Cerita Abu Sa'ad |
Alat memegang peranan yang sangat penting dalam hidup. Hidup tidak lepas dari sebuah alat. Entah alat itu digunakan untuk apa, tapi kehadirannya adalah sesuatu yang pasti dibutuhkan oleh manusia untuk bertahan dan kelangsungan hidup.
Seperti kapak genggam pada zaman Paleolitikum yang berfungsi sebagai alat pemukul atau pemotong yang terbuat dari batu berguna untuk berburu hewan, menggali tanah dan juga berguna untuk memotong daging hewan hasil buruan.
Alat konstruksi yang diperkenalkan pada peradaban kuno, misalnya, seperti tuas dan bidang miring yang sangat berguna untuk membuat bangunan besar. Ada alat yang digunakan sekedar untuk makan, dan alat untuk membangun tempat tinggal.
Apalagi kira-kira?
Pada zaman Industri dimana banyak penemuan alat-alat penting untuk menopang kehidupan manusia. Mesin uap yang memudahkan orang untuk melakukan produksi massal di pabrik serta dapat digunakan untuk menggerakkan lokomotif dan kapal uap.
Pada zaman ini—sekitar abad 19—alat komunikasi juga ditemukan. Penemuan ini memungkinkan seseorang dapat mengirim pesan jarak jauh hanya dalam hitungan menit, tanpa harus menunggu berhari-hari seperti mengirim surat melalui Pos.
Masuk ke zaman Digital dimana banyak orang-orang yang sangat bergantung pada sebuah alat. Hampir sepanjang hari kita tidak bisa lepas dan jauh dari alat-alat yang kita sebut sebagai alat elektronik, kalian pasti tau apa saja alat tersebut.
Mau ngopi ada alatnya. Mau masak nasi ada alat khususnya. Nyuci baju ada alatnya. Ada alat pemanas, alat pendingin, alat pembersih ruangan, bahkan sampai alat-alat yang kita sendiri tidak tahu namanya apa. Pokoknya alat aja, hehe…
Menarik, bukan? Kalian mau tahu apa yang lebih menarik?
Menariknya, kehadiran alat-alat tersebut dalam kehidupan manusia adalah untuk memudahkan segala urusan manusia di segala aspek kehidupannya. Dengan kata yang lebih ringkas: Alat memudahkan hidup!
Sekarang coba pikirkan kehidupan yang kita inginkan, atau kita ingin menjadi apa dalam hidup ini! Apapun itu jawabannya, kita akan selalu membutuhkan sebuah alat untuk bisa memudahkan kita dalam menjalaninya. Contoh,
Mau jadi YouTuber? Jelas, kita butuh beberapa macam alat untuk memudahkan kita menjadi seorang YouTuber. Kameramen membutuhkan kamera dan lighting. Editor membutuhkan alat untuk menambahkan berbagai macam hal ke dalam video.
Mau jadi Podcaster? Sama juga, kita butuh berbagai macam alat untuk bisa menghasilkan audio podcast yang benar-benar layak untuk dipublikasikan di berbagai macam platform. Bahkan, platform itu sendiri bisa dikategorikan sebagai alat.
Apalagi coba? Semuanya pasti sama. Semuanya butuh alat! Tanpa alat tertentu, kita bisa kesulitan dalam melakukan dan menjalankan sesuatu. Tidak percaya? Coba aja cari profesi apapun—pasti profesi tersebut membutuhkan sebuah alat.
Begitupun dengan ku yang ingin jadi seorang penulis. Profesi sebagai penulis yang aku impikan juga membutuhkan sebuah alat. Terlebih lagi, genre yang aku ingin fokus kan adalah genre Mystery, Psychological, Thriller. Pasti butuh alat banyak, tuh.
Memangnya apa saja alat yang dibutuhkan? Hasil pengamatanku—pasti tidak satu, dua, tiga—ada banyak alat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang penulis. Bahkan, banyak diantaranya yang berperan sangat-sangat penting.
Tapi… sebelum aku merincikannya, aku mau berbagi sebuah pengalaman.
Pengalaman Kerja Sewaktu SMK
Setelah lulus SMP, aku melanjutkan sekolah di SMK dan mengambil jurusan TITL atau yang disebut sebagai jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Sebagai anak jurusan listrik, ya pasti ada banyak sekali alat yang dibutuhkan.
Apa saja nama-nama alat kelistrikan? Pokoknya, jangan ditanya deh. Aku sendiri sudah lupa dengan nama-nama alatnya. Tapi yang pasti semua alat tersebut diletakkan pada satu tempat yang bisa dibawa kemana-mana: Toolbox.
Toolbox, atau kita menyebutnya sebagai kotak alat/kotak perkakas—pada jurusan teknik itu sangat penting. Apalagi aku yang jurusannya Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Jangan tanya kedekatanku dengan obeng dan tang—kami bestie, haha…
Sewaktu SMK, aku ingin sekali punya laptop, tapi aku tidak punya sejumlah uang untuk bisa membeli sebuah laptop. Karena itu, aku bekerja. Bahkan, sampai aku lupa untuk mengganti baju sekolah ketika bekerja menyambung kabel listrik.
Dan hal yang paling aku ingat ketika bekerja untuk menyambung kabel listrik, memasang dan/atau memperbaiki instalasi listrik; aku tidak pernah lupa membawa toolbox atau kotak alat. Karena ini adalah hal yang paling penting.
Aku punya saudara angkat yang selalu menjadi temanku memasang, memperbaiki, merakit berbagai macam hal ketika menginstalasi listrik, entah itu untuk penerangan rumah sederhana atau bahkan untuk sistem kelistrikan industri.
Yang paling aku ingat dari kakak angkatku adalah, kemanapun aku pergi untuk mengerjakan instalasi listrik, dia selalu mengingatkanku agar tidak lupa membawa alat yang dibutuhkan dan memasukkannya ke dalam kotak alat.
Bahkan sebelum kami berangkat untuk melakukan instalasi listrik, kami selalu mempersiapkan alat-alat yang kami butuhkan. Tidak cukup sampai di situ, kami juga sering bertanya satu sama lain, “Ini-itu sudah ada belum di kotak alat?”
Keteledoran kami dalam mempersiapkan alat yang kami butuhkan selalu membawa kami pada kesulitan untuk menyelesaikan suatu instalasi listrik. Kalau boleh jujur, itu membuang banyak waktu dan energi. Padahal, hanya lupa bawa tang, haha…
Bahkan aku sering diingatkan untuk membawa kotak alat kemanapun aku pergi, misalnya ketika aku pindah dari satu tempat ke tempat lain, kakak angkatku selalu mengingatkanku dengan berkata, “Bawa kotak alatnya!”
“Kenapa?”, kataku. “Supaya kamu nggak capek bolak-balik ngambil alat.”, jawab kakak angkatku. Sambil mengangkat Tang, aku bilang “Aku cuma butuh ini saja”. Dan dia balas dengan kalimat menohok, “Apa susahnya bawa kotak alat? Bawa aja!”.
Dari pengalaman tersebut aku belajar banyak hal. Pertama, alat itu penting, dan tidak hanya satu dua saja, dan karena itu; Kedua, perlu wadah untuk bisa membawa semua alat yang dibutuhkan—dan itu adalah toolbox atau kotak alat.
Namun, yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan dan mengecek apakah semua alat yang dibutuhkan itu sudah benar-benar ada di dalam kotak alat atau belum. Jika sudah ada; bagus! Kalau belum? Ya… masukin ke kotak alat dong!
Begitu pentingnya sebuah kotak alat, bukan begitu?
Lihat karir apa yang sedang atau yang mau kamu jalani, lalu identifikasi alat-alat yang kamu butuhkan dalam karir tersebut! Aku yakin yang terlintas di dalam kepalamu pasti sebuah alat yang bisa dipegang dan bisa digenggam. Benar, begitu?
Sama seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya dalam hal instalasi listrik dimana semua alat yang dibutuhkan dapat dipegang dan dapat digenggam, lalu alat-alat tersebut disimpan pada satu tempat yang bisa dibawa kemana-mana, yaitu kotak alat.
Tapi, kotak alat yang aku maksud disini bukan lagi kotak alat sebagaimana kotak alat yang telah aku ceritakan ketika aku menginstalasi listrik rumah seseorang. Melainkan yang aku maksud adalah kotak alat untuk berkarir yang aku sebut sebagai otak.
Otak adalah kotak alat yang menyimpan banyak alat yang kita butuhkan. Entah kita mau berkarir atau berkarya di bidang apapun; selalu ada alat-alat yang kita butuhkan untuk memudahkan karir kita dalam menciptakan sebuah karya.
Jangan biarkan OTAK kita kosong!
Manusia punya kotak alat yang senantiasa ikut bersamanya yang disebut otak, dan kotak alat tersebut harus diisi dengan berbagai macam alat. Karena dengan alat-alat tersebut seseorang bisa berkarir, berkarya dan bertahan dalam hidup.
Kotak alat tersebut harus diisi dengan keterampilan dalam melakukan pengamatan, keahlian teknis yang harus dikuasai, kemampuan dalam membaca situasi dan kondisi serta penyusuaian diri, dan keilmuan dasar yang wajib dimiliki.
Atau yang aku sebut sebagai OTAK: Observation, Technical Skills, Agility, Knowledge.
Observation, seperti kaca pembesar dan teropong yang berfungsi melihat detail dan menganalisa hal-hal kecil disekitar kita serta mampu melihat jauh diluar sana terkait masalah yang tersembunyi atau peluang yang belum dilihat oleh orang lain.
Technical Skills, seperti tang atau obeng yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu secara langsung. Ini adalah simbol tentang keterampilan teknis spesifik yang wajib kita kuasai untuk menekuni suatu karir atau menciptakan sebuah karya.
Agility, seperti pegas dan alat dongkrak yang memiliki daya lentur dan daya ungkit untuk bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, tekanan, dan kegagalan serta mengangkat berbagai macam hambatan besar dengan sangat mudah.
Knowledge, adalah buku panduan yang berbasis data yang berisi tentang keilmuan dasar dan petunjuk tentang cara mengoperasikan semua alat yang ada pada kotak alat (O, T, A) dengan cara yang benar sesuai petunjuk buku panduan.
Sederhananya, OTAK adalah cara kita melihat, mengamati, dan mencari (O); cara kita mengerjakan (T); cara kita menghadapi tantangan (A); dan keilmuan yang harus kita miliki (K). OTAK bisa digunakan untuk hal-hal yang bersifat umum dan spesifik.
Aku berpendapat jika seseorang mengisi kotak alat yang selalu bersamanya dengan alat-alat yang aku sebutkan diatas, maka setiap orang akan memiliki peluang yang sangat besar untuk bisa berkarir, berkarya atau setidaknya bertahan hidup.
Penjelasan singkat tentang OTAK Framework
Sebagaimana yang aku sebutkan bahwa OTAK Framework dapat dan bisa digunakan untuk hal-hal yang bersifat umum dan spesifik, maka itu artinya OTAK Framework bisa digunakan di tingkatan atau level apa saja dan di berbagai aspek kehidupan.
Dan aku, sebelumnya telah menjelaskan dengan perumpamaan, bahwa Observation, seperti kaca pembesar dan teropong; Technical Skills, seperti tang atau obeng; Agility, seperti pegas dan alat dongkrak; Knowledge, adalah buku panduan.
Jika aku ingin memberikannya definisi singkat, maka:
- O (Observation): Keterampilan (Input & Analisis)
- T (Technical Skills): Keahlian (Eksekusi & Output)
- A (Agility): Kemampuan (Adaptasi & Resiliensi)
- K (Knowledge): Pengetahuan (Fondasi & Teori)
Observation, adalah keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mencari input, inspirasi, detail tertentu demi mendapatkan konsep baru dan pemahaman baru yang berguna untuk karir yang mau dijalani atau karya yang ingin diwujudkan.
Technical Skills, adalah keahlian seseorang yang didapatkan dengan usaha melalui sebuah proses latihan berkali-kali. Mengetahui atau menguasai teori-teori tentang satu hal spesifik secara mendalam tidak akan membuatmu menjadi ahli di bidang tersebut.
Agility, adalah kemampuan yang membutuhkan kecerdasan spiritual, emosional, dan kecerdasan intelektual untuk seseorang dapat bangkit kembali, beradaptasi, dan tetap bertahan dengan sehat saat menghadapi tekanan, kesulitan, atau bahkan trauma.
Knowledge, adalah berbagai macam teori, konsep, prinsip dan wawasan yang sangat penting serta bersifat sangat fundamental yang harus dan wajib seseorang miliki untuk benar-benar bisa menjalani karir yang diimpikan dan menciptakan karya yang bernilai.
Beberapa contoh yang mungkin bisa membantumu lebih paham:
| Karir | O (Observation) | T (Technical Skills) | A (Agility) | K (Knowledge) |
|---|---|---|---|---|
| 1. Penulis Fiksi | Keterampilan "mendengar" dialog di keramaian, menganalisis emosi orang lain, dan mencari inspirasi dari konflik sosial untuk ide cerita. | Keahlian merangkai prosa (kalimat), menyusun pacing (ritme), dan self-editing naskah. (Didapat dari latihan menulis jutaan kata). | Kemampuan bangkit dari writer's block, menerima penolakan naskah (rejection) secara emosional, dan tetap disiplin menulis walau insecure. | Pengetahuan (teori) tentang story structure (Tiga Babak, Hero's Journey), arketipe karakter, dan konvensi genre (Mystery, Romance, dll). |
| 2. Dokter Bedah | Keterampilan menganalisis hasil CT scan/MRI, melihat detail abnormal pada organ, dan mencari input dari gejala fisik pasien yang samar. | Keahlian menggunakan pisau bedah (presisi tangan), menjahit luka, dan mengoperasikan alat laparoskopi. (Didapat dari latihan berulang di ruang operasi). | Kemampuan tetap tenang dan mengambil keputusan logis di bawah tekanan ekstrem saat terjadi komplikasi atau pendarahan tak terduga di meja operasi. | Pengetahuan (teori) tentang anatomi, fisiologi, patologi (ilmu penyakit), dan prosedur operasi standar (SOP). |
| 3. Pengusaha (Entrepreneur) | Keterampilan menganalisis tren pasar, melihat "celah" (peluang) yang tidak dilihat orang lain, dan mencari inspirasi dari model bisnis yang sukses. | Keahlian melakukan pitching (presentasi ke investor), negosiasi, dan digital marketing. (Didapat dari praktik "turun ke jalan" dan mencoba). | Kemampuan bangkit dari kebangkrutan atau kegagalan produk, menghadapi pengkhianatan partner, dan tetap memotivasi tim walau kondisi tidak pasti. | Pengetahuan (teori) tentang Business Model Canvas, manajemen cash flow, dasar-dasar hukum (PT/CV), dan analisis SWOT. |
| 4. Programmer | Keterampilan "membaca" kode orang lain, menganalisis alur logika sistem, dan mencari input (inspirasi) dari repository (misal: GitHub) untuk solusi bug. | Keahlian menulis kode dalam bahasa tertentu (Python, Java), debugging, dan menggunakan framework. (Didapat dari latihan coding ribuan jam). | Kemampuan beradaptasi dengan cepat saat teknologi (bahasa/framework) baru muncul, dan tetap logis saat server down di jam krusial. | Pengetahuan (teori) tentang struktur data, algoritma (Big O Notation), arsitektur database, dan prinsip Clean Code. |
| 5. Guru / Pendidik | Keterampilan "membaca" suasana kelas, menganalisis bahasa tubuh siswa (siapa yang bingung/bosan), dan mencari inspirasi metode ajar yang baru. | Keahlian public speaking, manajemen kelas (mengatur siswa), dan merancang RPP (Rencana Pembelajaran). (Didapat dari latihan mengajar terus-menerus). | Kemampuan (emosional) tetap sabar menghadapi siswa yang sulit, tekanan orang tua, dan beradaptasi saat kurikulum diganti mendadak oleh pemerintah. | Pengetahuan (teori) tentang psikologi perkembangan anak, pedagogi (ilmu mengajar), dan materi pelajaran yang diampu. |
| 6. Arsitek | Keterampilan menganalisis karakter klien (memahami keinginan tersembunyi), mengamati interaksi manusia dengan ruang, dan mencari inspirasi dari alam. | Keahlian menggambar sketsa tangan, membuat drafting teknis, dan mengoperasikan software 3D (CAD/BIM). (Didapat dari latihan desain di studio). | Kemampuan bangkit saat ide desain ditolak mentah-mentah oleh klien, atau beradaptasi saat terbentur regulasi bangunan yang kaku. | Pengetahuan (teori) tentang struktur (fisika bangunan), sifat material, sejarah arsitektur, dan regulasi tata ruang (IMB). |
| 7. Atlet Profesional | Keterampilan menganalisis video pertandingan lawan, mencari pola dan kelemahan, serta observasi detail kecil dalam teknik mereka. | Keahlian mengeksekusi gerakan fisik (menendang, melompat, melempar) dengan presisi sempurna. (Didapat dari latihan fisik ribuan jam). | Kemampuan (spiritual/emosional) untuk bangkit dari cedera parah, kekalahan telak di final, atau tekanan media, dan tetap termotivasi berlatih keras. | Pengetahuan (teori) tentang nutrisi olahraga, strategi permainan (taktik), dan biomekanika (cara kerja otot dan sendi). |
Lantas,
- Bagaimana cara memiliki “Keterampilan (Observation)”?
- Bagaimana cara memiliki “Keahlian (Technical Skills)”?
- Bagaimana cara memiliki “Kemampuan (Agility)”?
- Bagaimana cara memiliki “Pengetahuan (Knowledge)”?
Penjelasan singkatku, caranya adalah dengan,
- Logic - Menguasai logika berpikir dan filsafat.
- Action - Melatih diri sesering mungkin, (sesuai dengan keahlian yang ingin dimiliki).
- Mental - Mawas diri serta memahami situasi dan kondisi.
- Baca - Membaca banyak buku, (sesuai kebutuhan atas karir yang mau dijalani atau karya yang ingin diwujudkan).
Itulah alat-alat (Keterampilan, Keahlian, Kemampuan, Pengetahuan) yang harus ada di dalam toolbox atau kotak alat (OTAK) yang harus kamu bawa untuk memudahkan kamu dan membantu kamu bertahan hidup kemanapun kamu pergi!
Join the conversation